KURSUS : SAINS TEKNOLOGI DAN KEJURUTERAAN DALAM ISLAM
TAJUK : FENOMENA ALAM SEMESTA SEBAGAI BUKTI KEAGUNGAN
CIPTAAN ALLAH MELALUI PERSPEKTIF AL-QURAN
KELAS : DTM2B
SESI : DISEMBER 2018
NAMA PENSYARAH : PUAN LIANA BINTI ABDUL SAMAT
NAMA AHLI KUMPULAN :
NUR ADILAH BINTI TAUFIK 02DTM18F2013
NURUL NURQISTINA BINTI ADB RAZAK 02DTM18F2034
NUR AIN NAJIHAH BINTI KHAIRUDDIN 02DTM18F2022
NOR AZEERA BINTI AMRI 02DTM18F2025
NURUL AMIRAH BINTI MOHD TAIB 02DTM18F2037

PENGENALAN
Maksud alam semesta adalah ruang di mana terdapat kehidupan biotik dan abiotik serta semua jenis kejadian semula jadi yang dapat dinyatakan atau yang tidak dapat dinyatakan oleh manusia.Terdapat penciptaan , proses dari ketiadaan menjadi ada , dan akhirnya hancur. Antaranya,terdapat penciptaan manusia dan makluk yang lain.Terdapat juga ribuan,bahkan berjuta-juta proses fizikal,kimia,biologi dan lain-lain yang tidak diketahui.Sebenarnya semua kejadian di alam semesta telah berlaku dan peristiwa-peristiwa telah mengikut semua rancangan dan konsep yang ada dinyatakan di dalam al-Quran.Menurut pandangan Islam terhadap alam semesta bukan hanya berdasarkan akal semata-mata.Alam semesta berperanan untuk menggerakkan emosi dan perasaan manusia terhadap keagungan al-Khaliq,kekerdilan manusia di hadapan-Nya, dan pentingnya ketundukkan kepada-Nya.Bermaksud alam semesta dipandang sebagai dalil qath'i yang menunjukkan keesaan dan ketuhanan Allah.Al-Quran turut menjelaskan mengenai fakta-fakta saintifik berhubung dengan proses kejadian alam semula jadi . Fakta-fakta saintifik yang terdapat di dalam al-Quran adalah berkisarkan mengenai proses kejadian alam tabii,peredaran orbit mengelilingi matahari , penciptaan langit ,kejadian siang dan malam serta pembentukan awan dan hujan. Alam tabii yang dijelaskan dalam al-Quran adalah mengenai alam yang diciptakan dan dilengkapi dengan segala sifat ,hukum,undang-undang ,dan fenomena yang tertentu oleh Allah SWT .Dalam hal ini,kejadian alam tabii menunjukkan bahawa alam tidak wujud secara semula jadi tanpa Pencipta-Nya ,ada permulaan dan ada pengakhirannya serta bukti ketuhanan itu sendiri .
1) ALAM SEMESTA; DICIPTAKAN UNTUK SATU TUJUAN
Alam semesta ini tidak diciptakan berdasarkan permainan atau senda gurau.Firman Allah SWT;
"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan bermain-main,Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui" (ad-Dukhaan:38-39)
"Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya meainkan dengan [tujuan] yang benar dan dalam waktu yang ditentukan."(al-Ahqaf:3)
Kepada manusia yang disajikan berbagai pertanyaan dan anjuran untuk beribadat kepada Allah SWT sekaligus mengesakan-Nya setelah manusia merenungkan makhluk-makhluk ciptaan-Nya, firman Allah SWT :
"Allah SWT menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. Kepunyaan-Nyalah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi, dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah SWT, mereka itulah orang-orang yang merugikan. Katakanlah: "Maka Apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah SWT, Hai orang-orang yang tidak berpengetahuan?"Dan mereka tidak mengagungkan Allah SWT dengan pengagungan yang semestinya. Padahal bumi seluruhnya dalam gengaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan."(az-Zumar:62-64, dan 67)
Pandangan Islam terhadap alam semesta menimbulkan pelbagai dampak dalam bidang pendidikan, diantaranya adalah:
Pertama: keterkaitan seorang muslim dengan Pencipta semesta melalui tujuan yang paling tinggi, yaitu beribadat kepada Allah SWT.
Kedua: mendidik manusia supaya bersungguh-sungguh kerana seluruh semesta ini diciptakan untuk tujuan tertentu serta masa yang ditentukan pada sisi Allah SWT, bukan untuk main-main atau bergura senda.
Firman Allah SWT: "Dan tidaklah Kami menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dengan bermain-main. Sekiranya Kami hendak membuat suatu permainan [isteri dan anak] tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian, [tentuah Kami tela melakuannya]."(al-Anbiyaa:16-17)
Ayat tersebut mengajak manusia untuk mencapai tujuan dari berbagai fenomena semesta melalui cara yang serius, tanpa main-main, senda gurau, dan kesia-siaan. Selain itu, hedaknya, perenungan terhadap alam semesta ini merupakan perenungan yan logis dan ilmiah. Untuk menwujudkan ini, al-Qur'an mengarahkan pandangan si perenung pada masalah-masalah yang lebih mendalam.
a. Terbatas, segala sesuatu yang dapat tertangkap oleh indera, ruang dan waktunya terbatas.
b. Berubah, segala sesuatu berubah tidak tahan lama, segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh indera, keadaannya tidak akan berhenti, kalau tidak berkembang, ya rusak.
c. Ditentukan.
d. Bergantung.
e. Relative.
3) HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM SEMESTA
A.Hubungan Historis
Asal usul manusia dikaitkan dengan keberadaan alam semesta ini dilandaskan pada
adanya persamaan bentuk morfologis dan fisiologis (dan alas an yang bersifat ideologis).
Pada abad ke 19 muncul suatu pemahaman asal usul manusia yang dikaitkan dengan
primata. Penciptaan manusia pada awal kehidupan dari Ramapithecus-oseopithecus
Australopithecus-Pitecanthropus Erectus-Neandertal-Homo Sapien yang kini dikenal
sebagai manusia modern seperti sekarang ini. Dari evolusi awal terciptanya manusia yang
rumit inilah ada hubungan historis/sejarah antara manusia dan alam semesta.
Kerumitan yang ada pada persoalan asal usul manusia hamper sama dengan
kerumitan asal usul alam semesta. Apalagi jika dihubungkan bahwa evolusi manusia dahulu
sampai sekarang sesungguhnya menyangkut perubahan gejala-gejala jagat raya/alam
meliputi tingkah laku, unsure, atom, dan elemen. Dari hal itulah terdapat hubungan historis
antara manusia dan alam semesta
B. Hubungan Fungsional
Proses penciptaan manusia adalah integral dari alam semesta. Dalam sisitem kosmos, manusia dan alam semesta merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Karena memiliki keunggulan dalam system kesadaran, maka alam semesta menjadi obyek yang penting dalam kehidupan manusia. Seiring dengan kemajuan pengetahuan terhadap alam dan teknologi yang diterapkannya, menempatkan alam semesta dalam posisi sebagai sumber kehidupan yang tidak terbatas bagi manusia. Maka wajarlah jika semakin dalam pengetahuan semakin teraasa hubungan antara fungsi manusia dan fungsi alam.
Salah satu teori yang menunjukkan hubungan antara manusia dengan alam adalah teori anthroposentris yang menyebutkan bahwa manusia menjadi pusat alam. Maksudnya semua yang ada di alam adalah untuk manusia, seperti firman Allah dalam Q.S. Al Baqarah ayat 29 yang artinya : “Dan Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.”
Menurut pandangan Islam, manusia ditempatkan sebagai rahmat bagi alam. Seperti disebutkan dalm Q.S. Al Anbiya ayat 107 yang artinya : ”Dan tiadalah kami mengutus kamu melainkan sebagai rahmat seluruh alam.”
Pada intinya, alam dan manusia saling bergantung, alam menyediakan segala sesuatu yang manusia butuhkan, dan alam membutuhkan manusia untuk menjaga kelestariannya. Alam diciptakan oleh Allah sebagai objek untuk mengembangkan potensi dan pengetahuan yang dimiliki manusia agar mereka bisa berkembang dan memakmurkan alam, dan mengetahui tanda-tanda kebesaran penciptanya, yaitu Allah SWT.
3) PELESTARIAN ALAM SEMESTA
Ada beberapa hal yang harus diketahui dalam melestarikan Alam Semesta yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada manusia. Di dalam hal melestarikan Alam Semesta beserta isinya ini tidak hanya dari keimanan. Kita juga sebagai umat manusia yang bertugas untuk melestarikan Alam Semesta juga harus mempunyai prinsip dalam melestarikannya, yaitu:
- Sikap Hormat terhadap Alam (Respect For Nature)
Di dalam Al Qur'an surat Al-Anbiya 107, Allah SWT berfirman:
Artinya : "Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam".
Rahmatan lil alamin bukanlah sekedar motto Islam, tapi merupakan tujuan dari Islam itu sendiri. Sesuai dengan tujuan tersebut, maka sudah sewajarnya apabila Islam menjadi pelopor bagi pengelolaan alam dan lingkungan sebagai manifestasi dari rasa kasih bagi alam semesta tersebut. Selain melarang membuat kerusakan di muka bumi, Islam juga mempunyai kewajiban untuk menjaga lingkungan dan menghormati alam semesta yang mencakup jagat raya yang didalamya termasuk manusia, tumbuhan, hewan, makhluk hidup lainnya, serta makhluk tidak hidup.
- Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility For Nature)
Terkait dengan prinsip hormat terhadap alam di atas adalah tanggung jawab moral terhadap alam, karena manusia diciptakan sebagai khalifah (penanggung jawab) di muka bumi dan secara ontologis manusia adalah bagian integral dari alam. Sesuai dengan firman Allah dalam surah al Baqarah : 30
Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.
Kenyataan ini saja melahirkan sebuah prinsip moral bahwa manusia mempunyai tanggung jawab baik terhadap alam semesta seluruhnya dan integritasnya, maupun terhadap keberadaan dan kelestariannya Setiap bagian dan benda di alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan dengan tujuannya masing-masing, terlepas dari apakah tujuan itu untuk kepentingan manusia atau tidak. Oleh karena itu, manusia sebagai bagian dari alam semesta, bertanggung jawab pula untuk menjaganya.
- Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity)
Terkait dengan kedua prinsip moral tersebut adalah prinsip solidaritas. Sama halnya dengan kedua prinsip itu, prinsip solidaritas muncul dari kenyataan bahwa manusia adalah bagian integral dari alam semesta. Lebih dari itu, dalam perspektif ekofeminisme, manusia mempunyai kedudukan sederajat dan setara dengan alam dan semua makhluk lain di alam ini. Kenyataan ini membangkitkan dalam diri manusia perasaan solider, perasaan sepenanggungan dengan alam dan dengan sesama makhluk hidup lain.
4) AL-QURAN DAN SAINS JELASKAN ALASAN AIR TAWAR DAN LAUT TAK BERCAMPUR
Fenomena alam semesta air tawar dan laut tidak bercampur merupakan salah satu bukti keagungan ciptaan Allah SWT melalui perspektif al-Quran. Ini dapat dilihat melalui keratan akbar dibawah ini:
JAKARTA - Penyelam profesional telah menjelajah kawasan Semenanjung Yucatan, Mexico, yang dipanggil Cenote Angelita. Fenomena yang luar biasa ini dilaporkan hanya dapat dilihat oleh penyelam mahir yang mampu berkeliaran hingga kedalaman 180 kaki.
Laporan laman web Daily Mail, jurugambar Anatoly Beloshchin telah menangkap penjelajahan Cenote Angelita. Terdapat pemandangan kabut berpusing yang kelihatan seperti sungai yang mengalir, lengkap dengan pokok yang muncul dari permukaan.
Kabut sebenarnya adalah lapisan hidrogen sulfida tebal yang mempunyai kedalaman 6 kaki. Kabus timbul kerana perlanggaran antara air tawar di bahagian atas gua dan air garam (air laut) yang mengisi di bahagian bawah.
Apabila menyelam, penyelam boleh menyalakan lampu mereka dan mencari jalan sebelum memasuki air garam. Kabut dilaporkan boleh ditemui apabila penyelam mencapai kedalaman 90 kaki.
"Di bawah saya, saya melihat sebuah sungai, sebuah pulau dan daun yang jatuh. Sebenarnya, sungai yang anda lihat, adalah lapisan hidrogen sulfida," kata Beloshchin.
Fakta bahawa terdapat sungai-sungai (air tawar) yang tidak bercampur dengan air laut telah disebutkan dalam Al-Qur'an. Lama sebelum manusia kini mengetahui tentang teknologi canggih dan menemui fakta itu, Al-Quran menerangkan fenomena ini sejak 14 abad yang lalu.
"Dan Dia lah yang membiarkan kedua lautan mengalir (berdampingan); yang satu ini segar dan lain-lain asin dan pahit; dan Dia membuat antara kedua tembok dan sempadan yang ada di jalan, "kata Surah Al Furqan Ayat 53.
Sehubungan dengan penemuan sungai di bawah laut, terdapat cerita menarik tentang ahli oceanographer dan penyelam terkemuka dari Perancis, Jacques-Yves Cousteau.
Suatu hari ketika melakukan eksplorasi di bawah air, tiba-tiba dia menemui beberapa koleksi air tawar yang tidak bercampur dengan air laut. Seolah-olah ada dinding atau membran yang menghadkan kedua-duanya.
Kemudian, suatu hari dia bertemu seorang profesor Islam dan memberitahu fenomena tersebut. Profesor teringat ayat Al-Quran mengenai pertemuan dua laut dalam ayat Ar Rahman 19-20.
"Dia membiarkan dua lautan mengalir, kedua-duanya kemudiannya bertemu. Di antara keduanya terdapat had yang tidak melebihi masing-masing," kata Surah Ar Rahman Ayat 19-20.
Mendengar ayat-ayat Al-Quran, Costeau kagum dan berkata dia memeluk Islam. Dijelaskan oleh Wikipedia, Jacques-Yves Cousteau dilahirkan di Perancis pada 11 Jun 1910 dan meninggal di Paris pada 25 Jun 1997.
KESIMPULAN
Setiap perkara yang diciptakan oleh Allah SWT mempunyai objektif yang tersendiri.Alam termasuk dalam golongan makhluk kerana semuanya dicipta oleh Allah s.w.t. Penciptaan alam semesta ini bertujuan untuk kemudahan dan kesenangan manusia.
Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:
"Apakah engkau tidak melihat bahawa Allah SWT telah memberikan kemudahan kepada kamu segala isi kandungan langit dan bumi" (surah Luqman:20)
Manusia diperintahkan untuk memanfaatkan dan memakmurkan alam semesta yang diciptakan oleh Allah s.w.t. Oleh itu, memakmurkan alam semesta dengan menjaganya dan memanfaatkannya secara baik adalah juga satu ibadat yang diberikan ganjaran pahala oleh Allah s.w.t.
Firman Allah s.w.t. bermaksud:
"Dan tiada bagi-Nya sekutu dalam pemerintahan-Nya dan Ia menciptakan setiap perkara maka Ia tetapkan baginya ketetapan(tertentu)" (surah al-Furqan:2)
Setiap ciptaan Allah s.w.t. itu ada tujuannya. Allah s.w.t. merupakan tumpuan, penentu dan kemuncak bagi segala kewujudan alam dan fenomena yang berlaku dalamnya. Manusia pula, sebagai khalifah dan hamba Allah, perlu menunaikan tanggungjawab mentauhidkan Allah s.w.t. Tauhid bukan sahaja dari segi pengakuan terhadap kewujudan, keesaan dan kekuasaan-Nya yang disebutkan sebagai tauhid rububiyyah, tetapi juga tauhid dari segi ketaatan, kepatuhan dan beribadat kepada-Nya yang dikenali sebagai tauhid uluhiyyh. Tunduk kepada Allah s.w.t. adalah tunduk kepada hukum-hakam syarak dan hukum alam. Selain itu, ia juga bererti kewajipan mentadbir dan memakmurkan alam mengikut lunas-lunas yang ditentukan oleh Allah s.w.t.
RUJUKAN
- http://izlinleen.blogspot.com/2018/01/fenomena-alam-semesta-sebagai-bukti.html?m=1
- https://alquranmulia.wordpress.com/2014/01/03/alam-semesta-menurut-pandangan-islam/
- http://melyme-agama.blogspot.com/2012/07/alam-semesta-menurut-pandangan-islam.html?m=1
- https://www.kompasiana.com/abilismail/5c210c816ddcae3f7c379269/islam-dan-alam-semesta?page=all
- https://pengajianislam.pressbooks.com/chapter/allah-manusia-dan-alam/
- https://techno.okezone.com/read/2017/05/24/56/1699227/alquran-dan-sains-jelaskan-alasan-air-tawar-dan-laut-tak-bercampur
- Mohd Azli Adnan, Asnuurien Najma Ahmad,Azman Ab Rahman.(2015).Sains Teknologi dan Kejuruteraan dalam Islam.Malaysia:Oxford Fajar Sdn.Bhd
LAMPIRAN


